Historia, aksaranews.com – Mvezo adalah sebuah desa kecil di tepi Sungai Mbashe di Provinsi Eastern Cape, Afrika Selatan.
Desa ini dikenal sebagai tempat kelahiran mantan presiden Afrika Selatan, Nelson Rolihlahla Mandela, seorang revolusioner antiapartheid dan politisi Afrika Selatan yang menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 1994 sampai 1999.
Ia adalah orang Afrika Selatan berkulit hitam pertama yang memegang jabatan tertinggi negara tersebut dan presiden pertama yang terpilih melalui keterwakilan penuh, dalam sebuah pemilu multiras.
Pemerintahannya berfokus pada penghapusan pengaruh apartheid dengan memberantas rasisme, kemiskinan dan kesenjangan, serta mendorong rekonsiliasi rasial.
Selaku nasionalis Afrika dan sosialis demokratik, ia menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC) pada 1991 sampai 1997. Selain itu, Mandela pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan Non-Blok pada 1998 sampai 1999.
Terlahir dari keluarga kerajaan Thembu dan bersuku Xhosa yang berarti “pembuat masalah”, Mandela adalah satu-satunya putra raja yang ibunya berasal dari klan Ixhiba, “Dinasti Tangan Kiri”, keturunan cabang kadet keluarga kerajaannya bersifat morganatik, artinya tidak berhak mewarisi takhta tetapi diakui sebagai anggota dewan kerajaan yang jabatannya turun temurun.
Ayahnya, Gadla Henry Mphakanyiswa, merupakan kepala suku setempat dan anggota dewan kerajaan; ia dilantik tahun 1915 setelah pendahulunya dituduh korupsi oleh hakim kulit putih yang berkuasa waktu itu. Pada tahun 1926, Gadla juga dituduh melakukan korupsi dan Nelson kelak diberitahu bahwa ayahnya dipecat karena bersikukuh menolak permintaan hakim yang tidak masuk akal.
Sebagai penyembah dewa Qamata yang terkenal paling berpengaruh dalam suku Xhosa dari tenggara Afrika sekaligus anak dari dewa matahari, Thixo dan dewi bumi, Jobela, Gadla adalah seorang poligamis yang memiliki empat istri, empat putra, dan sembilan putri, yang tinggal di beberapa desa.
Mandela sendiri tumbuh bersama dua saudarinya di kraal ibunya di desa Qunu, tempat Mandela bekerja sebagai gembala sapi dan menghabiskan waktunya bersama anak-anak lain. Menginjak usia 7 tahun, Mandela dikirim ibunya ke sekolah Methodis setempat. Dibaptis sebagai Methodis, Mandela diberi nama depan Inggris “Nelson” oleh gurunya.
Setelah berusia 9 tahun, ayahnya meninggal akibat penyakit yang tidak diketahui. Namun Mandela meyakini bahwa penyakit yang diderita ayahnya adalah penyakit paru-paru. Sejak saat itu, ibunya membawa Mandela ke istana “Great Place” di Mqhekezweni, lalu Mandela dipercayakan untuk diasuh bupati Thembu, Kepala Suku Jongintaba Dalindyebo.
Meski dia tahu bahwa ia tidak akan melihat ibunya lagi selama sekian tahun, Mandela merasa bahwa Jongintaba dan istrinya Noengland memperlakukannya seperti anak sendiri, membesarkannya bersama putra-putri mereka, Justice dan Nomafu.
Ia pun mengenyam pendidikan di sekolah misi Methodis dekat istana tersebut. Di sana ia belajar bahasa Inggris, Xhosa, sejarah, dan geografi. Waktu itu, ia tetap saja menganggap kolonialis Eropa sebagai penolong, bukan penindas.